Tersurat Kata-Kata Peninggalan

BERUAS




1.
"Berpasang nobat genderang canangnya, berhimpun orang semuanya
 rata. Raja bersabda mengatakan kata, kepada orang semuanya rata,
 Dengar di orang semuanya rata, Raja Beruas ini sudahlah nyata,
 nyatalah ia bangsa Sultani, patutlah ia saudara kami, sampai
 ke anak cucunya suðah, barang kerjanya tidaklah salah, kehendaknya
 itu tiada tertegah negerinya Beruas sudahlah bebas, negerinya itu
 jangan digunðah, jikalau digunðah kenai disumpahdisumpah segala
 arwah raja2, kembali pulang habis binasa.” .........


2.
"Aceh melihat habis ketakutan,baunya harum seperti kumkuma, Aceh pun  lari habis semua,larinya hilir menuju kuala, pulang ke gurab habis  semata, sampai ke gurab berlayar saja. Tidaklah sempat surat  berbacaberpakat semuanya rata, membaca  surat di luar kota, dalam  suratnya tidak bicara, Raja Beruas  dikata suðah saudara, negerinya  Beruas suðahlah bebas, Tersurat  dalamlah Perak suðah, sampai ke  anak cucunya suðah, negerinya  Beruas jangan digundah, jikalau  digunðah kenai disumpah, pulang ke  Aceh habis binasadosanya  tidak ampun ke Raja, dengan rumahnya  habis binasa,Itulah sabdanya  Raja di Aceh, dalam suratnya sudahlah  saheh, itulah dipegang  Sultan Mansur. Rakam sembilan sudah diberi,Beruas nan sudah bebas  diberi, di adat tidak lagi memeri, Katanya  itu tidak berubah,
 sampai ke anak cucunya sudah, pada zamannya  Sultan Mahmud Shah,
 buatan itu tidak berubah, Disuruh  pula orang  [mengarus],membawa  surat  ke negeri Beruas. Dalam suratnya    tidak  bicara, memeri ingat  kepada  saudara.".........


3.
"Pada zamannya itu sempurna sudah,
 berpulanglah ia ke rahmat Allah,
 berganti dengan anaknya suðah,
 bergelar Sultan Muhammad Syah,
 Kerajaannya itu sudahlah lahir,
 disuruh pula orang berlayar,membawa  surat memeri tahu, kepada saudaranya  Raja di Beruas. Dalam suratnya  tidaklah[utang] mengatakan ayahnya   suðah berpulang."


(Petikan Dari Karangan Sultan Mansur)



-tokchangkatlanggor-